|
 about me
It's Amanda Dara Amadea Susilo, but I'll go by the name Dara Susilo. I'm a Redwood, I got hazardous impetuous mind, and act precociously. I am rare, odd and inconspicuous.
15 years old fresh daisy, a proud Indonesiana with loveable words. I smell like an old wooden cabinet, but I'm told Victoria's Secret would make me smell nicer, so I got one.
What else? Read and judge, love.
extra infos : I don't like ice cream and candy. I hate Alexa Chung. I love Arctic Monkeys.
|
|
|
|
|
Wednesday, 29 April 2009,08:15
A Little Confession
Yah, seperti biasa, gue gak mengharapkan lo ngerti akan isi dan maksud dari post ini Just a little confession I made. Gue benci dengar suara jam dinding berdetak. Atau suara weker, atau bahkan gangguan sekecil apapun yang mengingatkan gue akan berjalannya waktu. 24 jam gak pernah terasa cukup buat gue, atau 60 menit yang kata orang berharga enggak lebih dari satu jam tak berarti yang gak pernah meninggalkan berkas emori yang bagus di otak gue. Ah, sialan. 365 hari rasanya kayak 30 hari. --ah, mugnkin emang gue aja yang terlalu banyak pinta. Pernah merasakan saat rasanya lo baru aja menjajal tanah asing dalam mimpi saat beberapa menit kemudian lo udah harus bangun, padahal sebetulnya lo udah terlelap lebih dari 3 jam? Sebenernya gue bertanya-tanya, yang jahat itu, waktu atau mimpi atau kenikmatan sih? Ah, anggap saja waktu yang jahat. Karena kita cinta mimpi, dan keindahan bukannya begitu? Ah, kita memang ras tamak. Rasanya terlalu banyak hal berharga dalam hidup gue yang terlewati, dengan alasan, waktu tak mengizinkan. Gue muak, tahu? Suatu hari gue pernah bilang sama Tuhan, hanya sebuah obrolan satu sisi gue sama Tuhan dimalam hari (gue tau ini emang gila, tapi ritual aneh ini tetep berlanjut sampai sekarang). Gue tanya, "Apa Engkau bisa mempercepat dan memperlambat waktu seperti apa yang orang-orang tak beradab itu khayalkan, ya Allah ya Tuhanku?" dan jawabannya? Tentu aja gak ada jawabannya, gue bukan nabi yang bisa bercakap-cakap sama Tuhan. Gue hanya kadang merasa begitu sepi dan kadang tersesat sehingga gue gak tahu lagi harus bertanya dan mengadu pada sosok manusia yang mana. Tapi Tuhanku Yang Agung kan maha mendengar. Andaikan saja kita bisa memperlambat dan mempercepat waktu. Dengan senang hati gue akan mempercepat laju waktu kala pelajaran IPA yang menyiksa, dan akan melambatkan waktu saat teman-teman berkunjung ke rumah. Gue bakal menghentikkan waktu saat momen indah terjadi, dan mencoret waktu di kala kemurungan mendera. Bukannya itu, yang kita mau? Ah, konyol. Awalnya gue hanya kangen banget sama kehidupan jaman dahulu. Awalnya gue hanya teringat aja sama anggota keluarga gue yang sudah enggak ada disini lagi. Awalnya gue hanya dengerin lagu Westlife dari Youtube sama Yessi, Indira dan Arum. Tapi lama-lama rasa ingin kembali pada masa dimana semuanya masih baik-baik saja, saat kita belum kehilangan satupun orang terkasih pada akhirnya memaksa gue buat bikin post ini. Gue hanya gak tau mau menuangkan apa yang ada di pikiran gue pada apa, atau pada lembar kertas yang mana? Kenapa rasanya waktu seolah mengkotak-kotakkan masa yang berbeda? Kebahagian masa lalu, dan, Kegundahan masa kini? Tunggu-tunggu, kenapa deru melankolia menerjang gue saat matahari mulai terbenam? Ah, kelewat puitis.
|
|