Menang Undian.
Semuanya, tolong perluas alam imajinasi anda.
Belakangan ini gue merasa sangat lifeless, sekolah murni untuk belajar, dan di kelas pun ngomongin pelajaran. Terus duduk disamping orang yang dulu sering gue cak-cakin pecundang, dan tidak pernah mungkin bakal deket sama dia. Jadi pecundang kayak Adri, dan.. Tuhan, gue di IX-6 sangat murni pecundang. Anzal ngata-ngatain gue tiap hari bahwa gue kena tuah sering ngatai si Diah dulu, yeah sebenernya hampir semua anak (ex) 8-6 kena tuah. Dan apalagi kerjaan gue di kelas selain ngayal?
Smpah, gue jatuh cinta dengan diri gue sendiri beserta khayalan fatasisnya.
Lama-lama gue muak sama khayalan yang muluk-muluk banget kayak misalnya gue jadian sama Alex Turner, terus Alexa mohon-mohon gitu sama Alex supaya gak mutusin dia, dan terus Alex bilang, "Sorry, Alexa, but I have Dara now." Maksud gue, khayalan kayak gitu membuat gue tambah gila, KARENA, hal kayak gitu (oke, gue akui--sekalipun gue membencinya) sangat amat jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi. Ceritanya Katie Holmes yang dulu nge-fans mati-matian sama Tom Cruise dan sekarang jadi istrinya, sangat menginspirasi gue. Sumpah, Katie adalah role-model gue dalam mengkhayal.
Iya.
Tapi gue melupakan kenyataan kalo Katie Holmes cantik banget, dan gue seksi banget.
Jadi, oke ampun. Gue janji gak ngayal pacaran sama artis lagi, abisan gimana ya? Kadang itu malah memacu gue melakukan hal-hal tidak ebnar. Dan gue enggak tobat-tobat. Jadi semenjak gue pindah ke sebuah kelas yang suram dan tidak bergairah, imajinasi gue mulai melunak. Tapi gue nya enggak.
__________________________________________________________________
Ehm. Ehm.
Pukul 12.30, pelajaran terakhir, membosankan
Dara: (cetuk-cetuk pulpen, melirik bosen pada Pak Sam yang ngomong sendiri, dan sebagian besar kelas yang udah tidur. Ngeliat jam, masih satu jam lagi sebelum pulang. Berpikir bakal beli rujak bebek di Mayestik, dan bayar patungan bajaj 5000 rupiah sama Anzal)
Diah: "Bosen ya, Dar?"
Dara: (dalam hati berkata 'Ih enggak lah, Pak Sama seru banget kali.' Tapi hanya menampakkan senyum mengiyakan dan kembali mencoret-coret Jeu De Cauhier-nya. Sempat terpikrikan baut ngajak Noni sama Syifa cabut, tapi baru inget kalo Timorya Bangun sangat mengerikan)
Pak Sam: (HP berdering. Menghentikkan racauannya dan keluar kelas, amnggut-manggut dan iya-iya. Roman-romannya dia bakal keluar kelas.) "Eh eh denger, ini nih, saya keluar dulu kalian baca aja."
Anak IX-6: (bersorak gembira, langsung ngobrol.)
Dara: (mengeluarkan Lolita, berusaha meresapi tapi nihil, pada bacot sih.) "Radith! Radith! Besok presentasi PKN, oke?"
Radith: "Nyah gue gak tau, Dar. Velda tuh."
Velda: "Heh gue apaan?"
Dara: "NVM." (balik ke posisi semula, baca Lolita, dan masih terpikirkan uang patungan bajaj -gue sering mikir tentang uang bajaj kalo mau pulang sekolah- )
Tiba-tiba saja Pak Sunardi yang kadang suka kelewat bacot menceritakan tentang keluarga gue didepan anak-anak kelas, masuk dengan tersenyum cerah, bawa-bawa tas laptop-nya.
Pak Sunardi: "Too-daay, we have guests from Iiing-len."
FYI, Pak Sunardi bangga akan English aksen Java-nya.
Anak-anak IX-6: (bersorak norak) "Bule ya, Pak?"
Dara: (tertarik sebentar, terus berpikir pasti bakal gak penting banget. Orang lagi Fisika kok ada bule dateng.) "Norak amet, deh."
Diah: (sok mengerti) "Iya, norak amet ya, bule doang."
Dara: (berhasrat mencekik Diah namun mengurungkan niatnya) "Iya, malu-maluin."
Dalam bayangan gue pasti yang akan nampak bule dengan tampang mengecewakan, kayak si Jeff Maling, bukan yang hot-hot-pop macam Gaspard. Paling mau promosi tempat les atau apapun itu. Sedikit terlintas di benak gue, siapa tau beneran Gaspard mau ngelamar gue, dan kemudian gue sadar itu adalah pikiran amat jayus dan tidak mungkin terjadi.
Pak Sunardi: "Dara-dara, itu meja di belakang tolong digeser, itu yang itu juga."
Dara: (mengernyit tidak percaya) "Kok saya deh pak?"
Dara: (akhirnya bangkit dan memusatkan perhatian pada meja-meja yang sebenernya enggak penting juga harus digeser) "Apaan deh gak penting sekali."
Hening.
Suara meja yang gue geser-geser mengikuti instruksi dari si Mister Sunardi.
Terdengar suara bisikan anak-anak, dan si Sunardi masih menyuruh-nyuruh gue.
Sampai pak Sunardi menepuk punggung gue. Dalam hati gue kok cepet amet dia tadi masih nyuruh-nyuruh gue dari meja guru sekarang bisa ada di belakang gue. Merasa ini guru enggak penting banget, dan siap memberikan wajah tidak bersahabat.
Seseorang: "Hey. Dara?"
...........................................................shit
Suara cowok-cowok: "Itu kayaknya gue tau deh. Siapa ya?"
Dara: (membeku dengan airmata mengalir-ngalir, dengan posisi jongkok. Seketika gue merasa seperti orang paling seksi se-dunia, ngerasa lebih cakep dari Megan Pok, dan lebih hebat daripada Katie Holmes!) "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!"
Dara: (dengan centil dan bernafsu memeluk keempat cowok dihadapan gue--khusunya yang tadi nepok punggung gue) "ENGGAK MUNGKIN ASATGA YA ALLAH! GAK MUNGKINNNNN! AAAARGGGH!"
Sorakan-sorakan entah iri atau ikutan seneng, kebanyakan bingung melihat gue begitu histeris melihat keempat bule itu. Payah, kelas gue payah.
Tiba-tiba ada sebuah suara yang gue sangat kenal, berlari dari pintu, dan dikuti dengan anak-anak sekolah gue yang langsung keluar kelas (ceritanya emang disuruh), dan ngeliatin gue sedang memeluk 4 cowok itu. Ada yang berteriak-teriak histeris, tapi lebih banyak yang bertanya, "Siapa sih?" Yang jelas, detik ekmudian, Noni ikut memeluk mereka berempat. Dan gue merasa sesak nafas.
Seseorang: "ANJING! ARCTIC MONKEYS!"
Lainya: "ANJING! ANJING! ANJING!"
Dan gue merasa keren.
4 cowok itu: "SURPRISE!"
Dara: "A--a.. AH GIILA." (terlalu bego untuk berbahasa Inggris disaat seperti ini)
Matt Helders: "You won the grand prize. Teehee."
Siswa-siswi yang melongok dari jendela kelas: "CIUM CIUM. KISS KISS."
Dan gue dicium Alex Turner, ciuman manis untuk fangirl mendarat di pipi gue (padahal di bibir gue maunya), serta dinyayikan Baby I'm Yours, versi akustik, dengan posisi dia duduk diatas meja dan menatap si pemenang unidian denga sungguh-sungguh. Dengan senyum paling menawan dan gue yang lemas dirangkul oleh Matt Helders dan Jamie Cook dan Nick O'Malley yang menepuk-nepuk pundak gue. Dan juga air mata menggelikan yang biasa kau liat ditipi-tipi. S-P-L-E-N-D-I-D
Dan suatu saat, itu bakal jadi kenyataan.
Baby, I'm yours
And I'll be yours until the sun no longer shines,
Yours until the poets run out of rhyme
In other words, until the end of time
Labels: Imaginations