|
 about me
It's Amanda Dara Amadea Susilo, but I'll go by the name Dara Susilo. I'm a Redwood, I got hazardous impetuous mind, and act precociously. I am rare, odd and inconspicuous.
15 years old fresh daisy, a proud Indonesiana with loveable words. I smell like an old wooden cabinet, but I'm told Victoria's Secret would make me smell nicer, so I got one.
What else? Read and judge, love.
extra infos : I don't like ice cream and candy. I hate Alexa Chung. I love Arctic Monkeys.
|
|
|
|
|
Saturday, 17 April 2010,20:08
Aku Ingin Taklukkan Dunia.
Kalu tidak berada-ada,Dimana tempua berasarang rendah.
Dia yang lebih dahulu berkoar--maka dialah sang pemilik. Dia yang lebih dahulu memuja, maka ialah sang biduan. Dan aku? Aku yang diam dan tertipu malu hanya jatuh bertumpu, sedu-sedan yang kukeluarkan hanya terdengar seperti kidung burung pelatuk--alam kini menertawaiku, oh siapalah diriku?
Sang banyu berkata, 'Kau yang perkasa dengan kalimat hebatmu?'
Kemudian ia tertawa lagi, begitu juga dengan akar-akar yang merunduk terpekik. Dan aku yang tersesat tak mampu berucap kata lebih jauh. Aku hanya termenung tertohok gada ilusi mereka, dan ia yang berang dalam diriku kini ikut pulalah menertawa diriku. Aku yang dulu mereka kira hebat--tapi ternyata hanya sehebat ucapannya. Andai-andailah aku, apa yang kupikirkan? Kuasa siapakah yang memaksaku berucap layaknya seorang dewa nan perkasa yang tak takut tercambuk dan terbunuh?
Aku kan hidup sendiri--berucap menyakitkan, berkoar hebat, dan kembali menangisi kesendirianku. Aku bertegak-tegak, namun cambuk ombak memecah kata-kataku, dan menghempaskanku ke pasir yang kasar. Sekasar mimpiku, sekasar duniaku..
Terkungkunglah si burung pelatuk kecil ini dalam kata yang ia teriakkan, tertandas malu dan terbeban prasangka. O, sekarang apa maumu? Dunia telah menghukumku, kau telah membuatakanku! Dan acap kali tetua berucap, aku harus membuktikan kepongahan yang membunuh itu bukan? Lalu terngianglah,
"Hem, maju maju!" kata nafsu. "Pergunakan umur muda!" Tidak sekarang bilakah lagi? Ketika baik jangan dibuang!
Umur muda masih milikku, panca indera masih berpihak padaku yang malang. Dan Yang Maha Agung masih merengkuhku dalam pelukanNya. Aku kehilangan apa? Tak ada, dan 'kan kubuktikan kepongahan ku itu! Aku ingin taklukkan dunia, dan aku tak peduli padamu, atau pada mereka.
*all words written in italic are SOEMAN Hs.'s the rest are mine. Labels: Poetry/Message
|
|
Saturday, 10 April 2010,18:36
Ekspektasi.
Selamat pagi.
Gue bangun pagi ini, dengan ekspektasi gue yang membumbung tinggi. Ekspektasi gue tentang segalanya, tentang hasil baik foto buku tahunan, tentang tumpukan baju yang baru gue beli, tentang kawan-kawan gue, tentang tahun-tahun berikutnya, dan tentang hasil NEM gue. Gue tersenyum sekilas, menyadari bahwa UN sudah lewat jauh di belakang, dan gue kini bisa melakukan apa saja yang gue mau. Gue bisa kembali melanglang buana ke dunia maya yang dahulu gue jajal itu, gue bisa menjadi apa saja, tanpa peduli dengan kewajiban memberatkan seorang murid.
Ah ya, bersenang-senanglah, Dar. Dan kemudian menangislah ketika hasilnya membakar hidup-hidup ekspektasi sialan lo itu.
Kadang gue berpikir bahwa gue pergi terlalu jauh, yang gue pikirkan hanyalah kesenangan tak berarti gue, kembali menarik gue menjauh dari pusat kendali. Oke, gue lepas kendali, padahal gue belum sampai pada titik dimana akhirnya gue dapat berkata, "Oke gue sukses, dan gue mau bersenang-senang."
Gue tahu gue curang, gue melangkahi batas, mengkhianati kata-kata gue sendiri. Tapi bahkan kecurang menjijikan yang mampu mengembungkan ekspektasi kebanyakan orang malah berlaku kebalikannya terhadap gue. Hal itu menenggelamkan kebanggaan gue, menjatuhkan gue. Bagaimana bisa kita meyakini hasil yang baik? Bagaimana jika kita hanyalah pendusta amatir yang mudah ditipu orang-orang brengsek? Bagaiaman jika orang-orang brengsek itu bahkan jauh lebih brengsek daripada kita? Meraup keuntungannya dari ketololan kita, dan menertawai kita semua yang terjebak perangkapnya? Tuhan itu adil, dan Ia sangat mahir dalam hal mengadili tikus-tikus curang seperti kita semua.
Dan gue takut akan peradilanNya.
|
|