Sengaja poto biar keliatan rame. Dari kiri-kanan: Anzal, gue, Anin, Chika.
Dan sumpah itu ngaret banget. Di tiketnya tulisannya DOOR OPEN: 8 PM. Apaan! Mulaynyaa jam 9. Oke ehem ehem, mau mulai nih.
Gue berteriak tanpa kontrol, kemudian membungkam mulut gue sendiri saat ISTORA tiba-tiba gelap seketika, dan sayup-sayup suara Bung Karno terdengar dari pengeras suara; dramatis. Dan tiba-tiba si pembawa acara meneriakkan semangat 17 Agustus yang gue cintai, memaksa kita yang lupa akan rasa nasionalisme untuk meneriakkan lagu agung itu, Indonesia Raya. Hati gue berdebar, dan Anzal disamping gue begitu excited-nya, begitupun dengan Chika yang sibuk nyariin temennya, dan Anin yang bengong enggak ngerti, kayaknya. Gue berteriak lantang menyanyikan lagu itu, karena gue tahu, bentar lagi hal baik akan keluar. Sosok yang gue impikan, dan sering menyambangi tidur malam gue. Gue tahu, gue terobsesi.
...................
.........
...
Ya Allah, bangunkan hambaMu ini!
DAN ITU DIA! Sosok jangkung dan kurus gitu, gue yang berteriak fanatik, dan berlari merapat ke panggung, tak terkontrol, berloncat-loncat kegirangan, dan.. Gue terlalu senang malam itu. Tyson Ritter, berlari-lari, mengibarkan bendera merah-putih gue, dan betapa salutnya gue dengan kaos yang dia pakai itu: WE ARE NOT AFRAID. Saat dia mengangkat tangannya tinggi ke udara gue kembali meneriakkan lagu kita, DAN GUE TIDAK PERCAYA ITU TYSON JAY RITTER. Ya Allah, gue selalu membicarakan dia, berusaha menjadi diehard fan yang diakui, objek imajinasi gue yang paling indah, dan suaranya yang membuat gue bahagia! ITU TYSON RITTER ITU TYSON RITTER! Gue tidak percaya. Gue berteriak-teriak, "TYSOOON TYSOOON!" dan sialan, dua cewek tidak tahu diri di depan gue mendelik pada gue, dan menutup kuping. Sampah, pergi aja kalo gak mau berisik! Gue semakin tidak terkontrol, dan mungkin begitu dengan yang lain. Gue berteriak ke Anzal, "TYSON RITTER ZAL! TYSON RITTER!" Dan Anzal sama takjubnya dengan gue.
ITU DIA! OBJEK FANTASI GUE!
Bunuh. Gue. Sekarang.
Gue tidak percaya saat dia kembali ke belakang panggung. Ah sialan, gue udah nunggu 2,5 jam, ngantri, dan dia masih harus kembali ke belakang panggung? Kita kembali menunggu, gue takut sumpah, sempet terpikirkan bagi gue untuk tidak melihat mereka sama sekali. Gue takut terjebak dalam euforia kebahagiaan luarbiasa itu, dan tidak rela kalau harus berakhir. Gue benci kalau harus berakhir. Bukan masalah uang, bukan masalah pengorbanan, masalahnya.. Gue cinta sama mereka. Musiknya yang membangkitkan semangat, musiknya yang tidak pernah mengemis, dan musiknya yang kuat! Sangat gue. Dan gue tidak terpikirkan bagaimana harus berakhir.
Dan tiba-tiba............................omg. Musik yang gue kenal betul terdengar keras, orang-orang makin merapat ke panggung, dan begitupun gue dan Anzal (gue udah pisah sama Chikanin yang semakin terdesak kebelakang) yang begitu slim jadi bisa nyempil-nyempil sampe ke depan panggung, dan tiba-tiba: "AAAAAAAAAAAAAAAAAAARGGGGH!" gue teriak kenceng-kenceng saat Nick Wheeler, Tyson Ritter, dan Mike Kennerty keluar (Chris Gaylor gak keliatan, fyi). Nyong, gila, tiba-tiba dengan sangat bernafsu musik pertama menghentak. Dirty Little Secret. Lagu pertama yang bikin gue jatuh cinta sama mereka. BRUTAL! Orang-orang pada loncat-loncat, dan gue yang gakpernah nonton konser langsung panik, megangin kacamata sialan biar gak copot dan gak keinjek-injek. Tapi selang berapa baris mereka nyanyi gue udah beradaptasi dan loncat-loncat sekaligus berteriak menyanyikan lagu itu. Anjrit, pembukaan yang mantap. Orang-orang sangat brutal, lompat setinggi-tingginya, dan gue yang agak mendorong orang-orang suapaya gak mengalihkan pandangan gue. BERUNTUNGNYA GUE DAPET DIDEPAN, di kiri, pas di depan hadapan Nickolas Wheeler. Gue mau mati kesenengan rasanya.
Kayaknya bukan gue doang deh yang sekalian menumpahkan kekesalan sama orang yang membuang waktu gue ("I go around a time or two, just to waste my time with you!"), dan pada akhirnya meninggalkan gue setelah menyakiti gue. Kayaknya cewek-cewek di sekeliling gue juga sekalian marah-marah ke mantan, atau yeah.. Pokoknya orang-orang sialan, yang cuma nyampah di kehidupan kita, dirty little secret, nyong. Gue yang brutal teriak-teriak, dan membuat dua cewek sialan yang tadi tutup kuping pas gue teriak TYSON jadi ke barisan di belakang. Mampus lah ya. ANJINGNYONG, sumpah pembukaannya mantep. Masih kepikiran. tsk tsk.
Setelah itu dilanjutin dengan beberapa lagu, lumayan gue nyanyi 10 lagu yeahaha. Tapi gue merasa aneh deh, gue merekam, gue memfoto, gue berteriak, dan gue menyaksikan, tapi gue masih gak percaya bahwa mereka nyata. Sampe rumah gue merasa kehilangan banyak sekali momen-momen yang bikin gue pengen nangis. Tai, gue terlalu banyak moto.
Ada satu lagu, lagu AAR yang paling terkenal, tapi gue gak suka. Move Along, yeah. Gue jarang sekali dengerin lagu itu, padahal temen-temen gue pada suka lagu itu. Gue jadi nyesel, pas intro-nya Move Along kedengeran, Anzal nanya, "Lagunya siapa, Dar?" dan gue gak jawab. Abisan gue malu! Masak ngaku-ngaku fans tapi lagu yang itu gue lupa. Yaudah, gue mangap-mangap aja belagak nyanyi sambil loncat-loncat, padahal gue cuman nyanyi: "Move along move along like I know you do." Jih, gue malu sumpah. Sementara cewek samping gue nyanyinya heboh banget, gue jadi minder sama kebegoan diri gue sendiri. Dan ternyata.. Move Along enak banget -____- yah begitulah, anda semua tahu gue itu bego. Dan pas chorus terakhir gue (dengan tidak tahu malunya) teriak gini ke Anzal: "OH INI MOVE ALONG ZAL!" dan cewek disamping gue menatap gue dengan senyum penuh kemenangan, ngejek gue. Sialan.
Untuk menunjukkan ke cewek samping gue bahwa gue juga pecinta AAR, gue nyanyi sekenceng-kencengnya di tiap lagu yang gue hafal; Swing Swing (pastilah ya), I Wanna, Damn Girl, Believe, Fallin' Apart, Mona Lisa, dan lain-lain, sementara cewek itu cengok loh di kebanyakan lagu AAR di album When The World Comes Down HAUAHA berhasil gue.
DAN OH, pas It Ends Tonight......... Najong, gue cinta AAR! Satu Istora serentak nyanyi, bagaikan koor yang sangat keren, dengan tangan melambai keatas bagaikan lagi nonton ST12, lagu favorit gue, kita, mereka, dan semuanya nyanyikan dengan lantang. Dan Tyson yang sangat ekspresif dan enerjik sampe ngesot-ngesot di lantai. Gue sempet berniat nerobos dan lari ke panggung dan menjamah Ty, tapi gue takut masuk koran.
When darkness truns to light
It ends tonight
It ends tonight
Dan setelah itu, selang beberapa lagu, gue ngeliat Nick anti bass-nya dia jadi gitar double neck warna putih yang tersohor itu. Dengan kampungnya gue teriak, "ZAL ZAL THE WIND BLOWS ZAL." dan seketika orang-orang langsung pada teriak "THE WIND BLOWS! THE WIND BLOWS!" Jih, gue ngerasa oke. Lampu tiba-tiba dimatiin, dan Tyson yang bertelajang dada, pake skinny superketat merah (dengan tulang panggul yang kelihatan, dan gue yang berniat mencopot celana itu), mendekat kearah microphone, dengan merdu mulai nyanyiin The Wind Blows langsung ke chorus-nya. Dan gue? Gue serasa Kim Smith.
Gue cinta lagu itu, membayangkan Tyson yang bergulung di ombak bisa-bisa bikin gue mimisan.
Gue lupa urutannya gimana, tapi yang pastinya sebelum The Wind Blows mereka sempet nyanyiin Swing Swing (jangan kesel, soalnya gue terlalu seneng pas ngetik ini, jadi banyak detil terlewatkan). Lagu paling melegenda nyahaha, pokoknya awalnya gelap (cuman lampu ijo doang), terus tiba-tiba Nick ke tengah panggung, menggebrak ISTORA dengan bass-nya dia (djeng jeng jeng jeng jeng), dan tiba-tiba Tyson langsung loncat dan nyanyi dengan hebohnya HUAHAHA, ngomong-ngomong Ty mainin bass-nya cuma pas lagu-lagu lama doang. Sedih ya gue. Dan seperti yang anda harapkan, satu ISTORA kembali bernyanyi yeah.
Ini gue: "SWING SWING BY THE TANGLES OF MY HEART IS CRUSHED BY A FORMER LOVE."
Cewek samping gue: (dengan suara dikenceng-kencengin yang sangat mengejek) "SWING SWING FROM THE TANGLES OF MY HEART IS CRUSHED BY A FORMER LOVE."
Sialan, salah satu kata doang menghancurkan reputasi gue. Yaudah yang penting di mata Tyson gue tetep Kim Smith. Yeh seperti yang gue harapkan, sebenernya gue pengen pasang susuk, dan siapa tau Tyson melihat pesona gue ditengah-tengah orang-orang buluk itu. Mungkin seperti ini:
TY: "Wah itu siapa ya? Kok mirip mantanku!"
DA: (menyanyi dengan merdu)
TY: (menghentikan lagunya, penonton protes) "Hey you you!"
DA: (pura-pura gak tau)
TY: (turun ke panggung dan menunjuk gue) "You! You!"
DA: (sok kaget) "Y-yes?"
TY: "I love you."
MANTEP KAN. Iya gue tau, mungkin tadinya bakal terjadi kayak gitu, lagian apa sih yang gak mungkin? Tapi sayangnya Tyson ditengah mulu sih, dan mungkin Nick Wheeler yang ada di hadapan gue enggak tertarik sama yang eksotis 8-)
Bukti kedekatanku dengan si Nickolas.
Oh ya, intermezzo dikit, jadi di depan gue itu ada dua cewek. Gue akui dia diehard fans-nya AAR, setingkat diatas gue, yang masih salah pas nyanyiin reff-nya Swing Swing, dan enggak afal Move Along. Satu cewek biasa, rambut sedeng, dan satu lagi cewek berjilbab, gue gak ngeliat mukanya, tapi dari belakang sih kayak jilmod (jilbab modis -red). Dan.. Dan.. gue pikir dia bukan cewek-cewek yang gile, gue pikir dia orangnya lurus dan menawan yang menggunakan cara anggun seperti gue dalam merebut perhatian sang pujangga hati (Tyson -red). Ta-tapi ternyata........... Gue shock saat mendengar dia berkata sepetri ini kepada Nick.
JILMOD: (keadaan tidak terlalu rame, lagi break bentar) "NICK! NICK!"
NICK : (sibuk dengan bass-nya, ngga nengok sedikit pun, padahal si jilmod di depan dia pas)
JILMOD: "NICK I LOVE YOUR DIIICK!"
NICK : (sok-sok-an gak denger, ngelirik dikit, padahal gue tahu dia tertohok)
Yeah, sejak itu gue mengganti namanya jadi Kernet (Kerudung Nekat). Tapi dia jadi inspirasi gue untuk melakukan hal yang lebih kal lain kali AAR kesini, yeah, siapa tau Tyson terpesona dengan kenekatan gue, yekan? Sumpah dia keren, maksud gue.. Gak semua orang bisa dan mampu melakukan itu kan? Mbak Kernet, I love you! Dan di saat lain, saat semua orang lagi heboh loncat-loncat dan nyanyi-nyanyi, si kernet melemparkan sesuatu, berwarna ke-pink-pinkan, dan gue yang polos hanya menganggap itu sebuah sapu tangan tanda cinta. Ta-tapi satu lagu selesai, Tyson dengan cengiran mautnya, memungut benda itu.
TY: "Is this yours?" (mengacungkan BH dengan ukuran besar)
CEWEK-CEWEK: "YEEEEEAAAAH!" (pada ngaku-ngaku)
*heboh heboh Tyson ngoceh-ngoceh*
*naro BH sensasi0nal itu di tiang mic*
KERNET: "TYSOOOON! ITU BEHA GUE, HARGANYA SEPULUH RIBU LIMA RATUS RUPIAH."
DARA: (ketawa, padahal ngiri sama si kerdus)
Yeah, jadi begitulah, akhirnya Tyson gue menyantolkan BH itu di tiang mic-nya, beruntung tuh si kernet. Tapi gue takut kalo misalnya gue melakukan hal yang sama, gue takut ketauan, disuruh maju ke panggung, disuruh ngambil itu BH dan masuk koran. MAU DITARO DIMANA MUKA GUE? Yeah yeah, seharusnya ketakutan seperti itu tidak perlu dipikirkan untuk mencapai kebahagiaan dan menggapai cinta. Siapa tau Tyson terpesona sama gue.
Oke balik ke konser, setelah lagu Last Song, si Tyson minta kita semua buat ngeluarin kamera kita. Gue sebenernya agak berharap dia bakal turun dan meminang gue, tapi ternyata dia malah berlutut diatas panggung, mengeluarkan secarik kertas, dan membacakannya dengan suara lantang yang membangkitkan emosi dan rasa nasionalisme gue.
People of Jakarta, we have something in common. I gotta talk to you about it. We are not afraid. (penonton: YEEEEAAAAH!) I stand in front of you tonight a person who has refused to fear. Fear is the fuel for the weak. And are we weak? We are the strong few who wield our instruments and songs as ammunition to fight the good fight against the oppressors, the bastards that use bombs and terrorism to kill the innocent.
Tonight is special because we celebrate merdeka! Tonight we celebrate your independence and the earth-shaking power that is freedom! Do you feel alive? Do you feel free? Our freedoms are the only wings we have to fly above the fear, so tonight we soar together and sing our freedom into the sky. We are not afraid!
People advised us after the bombings to reconsider coming to Jakarta. People told us that we should be afraid. But this suggestion only added the backbone to our band to do something bigger than life. We are not afraid!
We played for you tonight not just as a band. Not just as a band, but as the collective voice of Jakarta that screams into the night: FUCK THE TERRORISTS! I hope this gives you hell!
KERENKAAAN. Gue gak terlalu ngeh pas dia nyumpah-nyumpahin teroris, tapi gue sangat dengar dengan jelas pas dia teriak: "ARE WE WEEEAAAK?" dan kita semua langsung menjawab lantang: "NOOOO." Jih, gila gue pengen nangis sumpah. Entah kenapa, rasanya AAR sangat peduli dengan fans-nya, dia berteriak berkali-kali 'WE ARE NOT AFRAID' yang membuat gue salut sama mereka. Gue gak yakin band lain mau dateng, tapi mereka AAR, bukan band bencong. Disitu suara gue bener-bener udah melengking, dan batere kamera gue abis, kayak tai. Akhirnya gue ngerekam pake HP gue yang notabene-nya berkamera VGA. Anjrot padahal itu sangat keren :'(
Sesuai yang dia bilang, intro Gives You Hell yang sangat gue kenal langsung menghentak! YA ALLAH. Kita semua langsung teriak dan loncat-loncat, gue beteriak sekenceng-kencengnya, sekalipun leher gue udah sakit, kepala gue pusing (akibat ga makan nasi 2 hari), dan kuping gue budeg sebelah. Mungkin ini lagu mereka yang paling keren. Disela-sela nyanyi, gue sempet menangis, menyadari bisa jadi ini lagu terakhir mereka. Gue nangis, dan gak ada yang sadar. Bahkan Anzal yang disamping gue meragukan ucapan gue. Dan Chika dan Anin, sayang sekali mereka di belakang :(
Setelah hentakan terakhir, orang-orang pada bersreu "WE WANT MORE WE WANT MORE!", tapi Tyson hanya bilang "Never forget us Jakarta!" dan sumpah ya, gue tertohok banget. Maksudnya, coba bandingkan dengan negara-negara lain, dia cuma bilang "thank You!" dan kalo di Jakarta? Sumpah, gimana caranya coba gue bisa ngelupain mereka? Gak mungkin.
Akhirnya, Tysn turun dari tiang panggung, senyuman terakhir, melambai, dan pergi bersama Nick, dan Mike (bodo ah sama si Chris).
Penonton cengok, lampu udah dinyalain, dan musik-nya Sunshine kedengeran. Gue udah seneng dan teriak, "SUNSHINE! SUNSHINE!" dan penonton yang lain udah mulai nyanyi, gue pikir mereka akan keluar lagi, dan menayap kita semua seperti sebelumnya, tapi nihil, mereka tidak keluar lagi, dan perlu berapa tahun lagi untuk bertemu mereka lagi?
Thanks for the best night, guys. Tell me, how could I forget that night? :'(
Love you all.